Jumat, 23 Januari 2015

Part time ketika merantau



Hallo semuanya apa kabar? Wah udah lama nih ngga ngeblog, kali ini gue mau menceritakan tentang perjalanan gue kerja part time di Malaysia.

Pertama kali datang ke Malaysia, bokap gue pernah bilang ke gue kalo jatah balik gue cuma sebulan sekali tapi gue keukeuh mau balik satu semester sekali. Tapi akhirnya gue sadar maksud bokap gue apa, gue bisa bebas mengekspresikan hidup gue disini menjadi apa yang gue mau (Thanks dad). Disaat gue liat temen-temen gue lainnya pada asik liburan terus posting di medsos (Instagram, path, fb dan sejenisnya) gue malah ngambil part time, sakit mata beroh ngeliatnya hahaa.

Pertama kali gue part time itu di pulau Langkawi selama sebulan berdua sama temen gue, waktu itu gue kerja sebagai staff di salah satu guesthouse di sekitar pantai cenang. Gue merangkap jadi housekeeper, resepsionis dan segala macem posisi yang ada disana ya bisa diibaratkan itu guesthouse punya gue sama temen gue doang. Selama sebulan gue banyak mengambil pelajaran hidup yang cukup berkesan. Diantaranya perbedaan adat/kebiasaan antara orang Malaysia dan juga Indonesia walaupun kita satu rumpun tapi tetep kita berbeda. Dan juga gue bisa kenal dengan orang dari berbagai penjuru dunia yang menginap di tempat gue kerja, gue bisa mengerti aksen setiap negara yang berbeda dan juga bisa mengerti sikap orang dari berbagai negara tersebut walaupun tidak sepatutnya kita menilai suatu negara berdasarkan satu orang saja. Dan di Langkawi gue juga paham akan keindahan ciptaan tuhan ini, banyak yang bilang Langkawi itu “little of Bali” yap memang hampir mirip seperti Bali tapi tidak secara menyeluruh. 
Sama teman part time dan juga guest dari Rep. Ceko

Dan juga gue pernah kerja part time di Kuala Lumpur lebih tepatnya di deket daerah pasar seni nama tempatnya Lucy In The Sky Café, café satu ini beda kayak Lucy In The Sky yang ada dijakarta, Cuma namanya aja yang sama tapi beda kepemilikan. Selama gue disini gue punya banyak temen atau relasi dari berbagai Negara di eropa, asia timur bahkan sampe kanada. Dan mungkin cuma cara yang seperti ini gue bisa ngelangkahin bokap gue, karena ada pepatah jaman dulu “anak harus lebih tinggi dari orang tuanya” lah bokap gue udah S3 trus gue mesti ngelangkahin S3 gitu dengan jadi professor atau guru besar? Gue ngga mau gue punya jalan sendiri untuk ngelangkahin bokap dengan cara perbanyak link atau relasi dari berbagai negara yang bokap gue ngga punya. Disini gue kerja selama dua bulan, sewaktu gue kerja disini banyak yang bilang “yakin lu kerja dua bulan?” “lu ngga kangen sama keluarga lu apa kal?” yap dua pertanyaan itu yang paling banyak ditanyakan temen-temen gue ke gue, dan gue Cuma ngejawab nyeleneh aja “iya bro yakin kok, tenang aja anak nyokap gue yang cowo ada banyak, jadi kalo hilang satu masih banyak yang lainnya. Hahaa” padahal yang sebenernya itu gue cuma mau ngebuktiin arti perkataan bokap gue itu dan juga gue mau mencari arti dan pengalaman hidup disaat gue masih mampu untuk mencarinya. Gue ngambil kesempatan ini supaya gue bisa membaca dunia ini karena dunia itu seperti buku, kalo kita cuma disitu-situ aja sama aja kayak kita ngga membuka lembaran setiap lembaran yang ada dibuku itu terasa boring kan? Ada kutipan yang jadi motto gue “Life begins at the end of your comfort zone.” Zona nyaman disini memiliki arti gue hidup dengan limpahan sokongan dari keluarga maupun teman-teman gue, dan disini gue coba untuk keluar dari zona nyaman gue untuk merasakan hal-hal baru dihidup gue, karena gue yakin disaat kita belajar akan hal baru kita bakal berkembang dan meningkatkan kualitas kita sebagai seorang individu.
Farewell party bersama seluruh crew dan juga para Boss.

Dan saat ini gue ngambil part time (lagi) selama sebulan di salah satu restoran Indonesia di Cyberjaya namanya Anggrek Kuring. Walaupun restoran Indonesia tapi bos gue orang Malaysia karena restoran ini cabang dari restoran utama yang letaknya di Puchong yang dikepalai oleh ibu Wati (owner). Disini gue belajar untuk lebih toleransi kepada rekan kerja dan juga waktu. Dan disini juga gue ngerasa akan rasa Indonesia yang kental karena sebagian besar pekerja dari Indonesia dan juga Myanmar. Disini gue bisa makan kesukaan gue yaitu SAMBEL! Yap ketika gue makan sambel khas indonesia setidaknya itu bisa mengobati rasa kangen gue terhadap Indonesia. Dan mungkin gue orang yang beruntung ketika baru beberapa hari kerja sudah ditawari jadi manager restoran tersebut ketika lulus nanti. (semoga cepet lulus! Amiin).
Sama temen Part time walau kerja bareng cuma sehari

Jadi intinya kerja part time ketika merantau itu asik dan menyenangkan kalau kita bisa mengolahnya dengan baik, kita bisa mengenal dunia dengan sudut pandang yang berbeda dan juga kita bisa menambah link untuk digunakan kemudian hari, ya walaupun banyak waktu yang dikorbankan tetapi itu layak kita dapatkan hasilnya dikemudian hari. Kesempatan itu ngga datang kedua kalinya selagi kalian bisa lakukanlah. Dan kalian akan lebih menghargai waktu bertemu dengan orang-orang yang kalian cintai ketika kalian merantau.

Selasa, 19 November 2013

Harga Segelas Air


Suatu ketika, Khalifah Harun Al-Rasyid duduk gelisah. Untuk meringankan beban pikirannya, ia mengundang ulama terkemuka pada masanya, Abu As-Sammak. “Nasihatilah aku!” pinta Khalifah.

Pada saat yang sama, pelayan membawa segelas air untuk Khalifah. Sebelum minum, Abu As-Sammak berkata, “Tunggu sebentar. Seandainya dalam keadaan sangat haus, sedangkan segelas air ini tidak kau peroleh, berapakah harga yang kau siap bayar? Jawablah dengan jujur!”

“Setengah dari kekayaanku,” jawab Khalifah.

Sang ulama pun mempersilakan khalifah minum. Selesai minum, Abu As-Sammak bertanya lagi, “Seandainya air tadi mendesak untuk dikeluarkan, tapi kau tak mampu mengeluarkannya, berapakah yang akan engkau bayarkan agar ia keluar?”

Khalifah menjawab, “Setengah dari kekayaanku.”

“Kalau demikian, sadarilah bahwa seluruh kekayaan dan kekuasaan yang ada di sisimu, nilainya hanya segelas air. Tidak wajar diperebutkan dan dipertahankan tanpa hak. Ketahuilah, betapa banyak nikmat Allah selain segelas air itu yang telah engkau nikmati sehingga tidak wajar jika engkau tidak mensyukurinya,” nasihat Abu As-Sammak kepada Harun Al-Rasyid.

Dialog singkat di atas memberikan pelajaran berharga. Pertama, hendaklah para penguasa negeri (umara) dalam seluruh tingkat untuk senantiasa meminta dan mendengar nasihat para ulama. Selagi para umara masih mendengar nasihat ulama, negeri ini akan selamat dari murka Allah.

Kedua, nilai segelas air. Air sangat berharga dalam kehidupan manusia. Manusia akan mati jika kekurangan cairan (dehidrasi). Air adalah awal dan sumber kehidupan alam semesta. Allah turunkan air yang tidak asin dengan kadar tertentu agar mendatangkan kebaikan kepada manusia dan alam semesta. (QS Al-Waqi’ah [56]: 68-70).

Bumi yang kering akan kembali subur, binatang yang kehausan dan kepanasan akan tersenyum dengan air, dan tanam-tanaman akan tumbuh dengan subur serta rezeki akan melimpah tumbuh dari perut bumi. (QS [2]: 22, [7]: 57,dan [14]: 32).

Kapan makan dan minum yang paling nikmat? Yakni, ketika lapar dan haus. Itulah sebabnya Allah SWT mewajibkan kita puasa. Salah satunya, agar enak makan dan minum. Tetaplah lapar, karena hanya orang lapar yang mengerti arti sebutir nasi. Tetaplah haus karena hanya orang haus yang mengerti arti setetes air. Itulah makna bersyukur sebagai salah satu tujuan puasa. (QS [2]: 185).

Meskipun lapar dan haus, makan dan minumlah seperlunya (kebutuhan) dan jangan berlebihan. (QS [2]: 60, [7]: 31, [20]: 81). Bagi yang tidak enak makan, tak perlu minum obat nafsu makan. Tapi cukup dengan berpuasa, niscaya baik akibatnya (QS [2]: 184).

Makna berikutnya, makan yang enak adalah ketika makan bersama orang-orang lapar, baik karena puasa maupun kemiskinan. Memberi hidangan berbuka akan dibalas dengan pahala orang yang berpuasa. Begitu juga memberi makan anak yatim dan dhuafa. (QS [76]: 8-10).

Jangan makan bersama orang yang kenyang. Sebab, kenikmatan akan hilang dan akhirnya makanan dibuang-buang. Itulah kekufuran (QS [2]: 152) dan perbuatan setan (QS [17]: 26).

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/23/m97lmu-harga-segelas-air

Kamis, 06 Juni 2013

Cameron Highland

Setelah lama absen ngeblog akhirnya ngeblog lagi ni hehee oh iya ane mau ngeshare tentang perjalanan ane sama rumet-rumet an eke Cameron Highland di daerah Pahang. Berawal dari saling tantang-menantang yang akhirnya tercetus lah satu daerah perbukitan yaitu Cameron Highland dan kebetulan sekalian untuk refreshing otak melihat yang hijau-hijau sebelum Final Exam.
Singkat cerita kita sudah siap berangkat naik kereta sewa ( mobil sewa ) pada pukul 02.18 am. Ane memutuskan untuk membawa mobil terlebih dahulu karena pada saat itu memang jam begadang ane dan teman ane menjadi navigator jalan. Karena Highway sangat lenggang ane memacu mobil sewa dengan kecepatan 140 km/jam bahkan dari Sintok ke Penang bisa ane tembus dalam 1 jam. Setelah sampai di Ipoh kita sempat nyasar -_- setelah menemukan jalan yang bener dengan di bantu GPS dan kasir seven eleven, jalan menuju Cameron Highland berkelok-kelok kalo kata temen ane mirip kelok 9 di Padang. Dan akhirnya setelah perjalanan yang lumayan panjang kita sampai di Cameron Highland sekitar pukul 06.30 am. Setelah sholat subuh kita sempat bertanya ke orang lokal tempat mana saja yang bagus di Cameron Highland  setelah itu kita melanjutkan perjalanan lagi.

Pagi Hari di Cameron Highland

Udara yang bersih serta rangkaian bukit-bukit ditambah dengan arsitektur landscapenya yang indah dipandang mata tak akan membuat mata menjadi lelah, malah semakin ingin terus untuk mencumbu dan menjelajahinya terus sampai kepelosok daerah ini. Banyak sekali kebun Strawberry, aneka bunga dan juga kebun teh yang bisa untuk disinggahi.

Pertama kita mengunjungi Kea Farm sayang tempat ini masih tutup karena kita terlalu pagi ke tempat ini, kata orang tempat ini bagus untuk mencari aneka buah tangan khas Cameron Highland, setelah itu kami sarapan pagi di sekitar pasar Cameron Highland dan memesan mie rebus dan juga teh hangat untuk menghangatkan badan kita.
Selanjutnya kita muter-muter tak karuan dan akhirnya memutuskan untuk mengunjungi Taman Agro Tourism. Disana banyak aneka bunga, Strawberry, dan juga Kaktus. Hebatkan kaktus bisa hidup di daerah perbukitan hahaa dan masuk ke Taman Agro Tourism PERCUMA ! atau bahasa Indonesianya Gratis hehee didalemnya kita juga bisa makan aneka strawberry yang dibuat berbagai macam bentuk yang kreatif dan tentunya tidak terlalu mahal.
TAMAN AGRO TOURISM

Setelah dari Taman Agro Tourism kita mengunjungi Taman Lavender. Di kebun ini kita di pungut biaya masuk sebesar RM 5 atau setara Rp 15.000, di kebun ini sangat memanjakan mata dengan di sajikan hidangan bunga yang terhampar di depan mata mulai dari warna ungu, merah, kuning dan pink.
Kenapa kita memutuskan berangkat pada dini hari ? karena kalo kita sampai disana agak siang dikit bisa-bisa kita terjebak macet hampir sama seperti Puncak di daerah Bogor kalo weekend macetnya itu panjang sekali.
PETUNIS FLOWER

Satu destinasi yang tak kita kunjungi yaitu Boh Tea Center di daerah Sungai Palas karena kita juga sudah terlalu lelah dan mecet pula jadi setelah dari Taman Lavender kita memutuskan untuk balik ke UUM karena sudah siang dan macet sekali.
Sekaian dulu postingan ane kali ini, untuk yang mau lihat lebih banyak foto bisa klik DISINI dan terima kasih untuk yang sudah menyempatkan waktunya untuk berkunjung di blog ane.. semoga amal dikasih pahala sama yang maha kuasa, Amin hehee

Minggu, 14 April 2013

TRIP TO BALI !

Tanggal 8 april 2013 tanggal pertama kalinya ane nginjekin kaki di tanah Bali (akhirnya), berwisata ke Bali merupakan salah satu impian ane, sebenernya ane pengen Backpackeran dari  Jakarta ke Bali naik kereta ekonomi tapi berhubung waktu dan kondisi tidak memungkinkan untuk melakukannya jadi ane memutuskan untuk naik pesawat langsung dari Kuala Lumpur ke Bali menggunakan maskapai Air Asia dan kebetulan ane dapet tiket promo hehe dari Alor Setar – Kuala Lumpur pp RM 78 dan Kuala Lumpur – Bali pp hanya RM 122 jadi totalnya RM 200 (sekitar Rp 600.000) untuk 4 kali penerbangan, cukup murah kan ? hehe
Ane penganut sistem Backpackeran seorang diri, kenapa ? kalo kita sendiri kita bisa berbaur dengan lingkungan sekitar dan bertemu dengan teman-teman baru. Memang sistem ada kelebihan dan kekurangannya. Saya sampai di bandara Ngurah Rai sekitar pukul 21.00 WITA dan nothing to do sampai pukul 23.00 WITA karena nunggu kepastian seorang teman saya untuk berteduh di malam hari pada saat itu, dan ternyata ane ngga bisa ketemu sama teman ane itu gan soalnya doi sibuk sama UTS nya, yowes karena kita mau liburan di bawa enjoy aja hahaa
Karena waktu sudah larut malam maka harga transportasi pun makin mahal, dan saya putuskan untuk naik ojek dari bandara ke Poppies lane 2 yang terkenal tempat tinggal buat backpacker seperti saya, dan akhirnya saya menemukan penginapan di Poppies Lane 2 seharga Rp 100.000 per malam di Bali Manik Beach Inn (Recommended) + dapet breakfast.
Tanggal 9 nya ane mencoba muter2 Bali tapi hasilnya nihil karena ngga tau jalan dan pada saat mau ke Nusa Dua eh malah Hujan (apes) yowes ane memutuskan untuk balik ke penginapan dan NYASAR (apes lagi) setelah muter2 ngga jelas di sekitar Legian dan Kuta akhirnya sampe juga di penginapan ane. Itulah seni dari nyasar kita bisa segera mengenali kondisi disekitaran daerah itu. Setelah istirahat saya memutuskan untuk Jalan-jalan di Pantai Kuta yg notabene pantainya sudah ‘agak’ kotor.
Pantai Kuta

Tanggal 10 ane pergi ke Tanah Lot bersama kawan-kawan baru dari Makassar ( Andri, Akbar dan Ical ) ketemu di penginapan dan kebetulan mereka juga pertama kali ke Bali jadilah kita langsung akrab. Walaupun kita tak tahu jalan dan hanya bermodal pede akhirnya dalam waktu kurang lebih 1 jam kita sampai di Tanah Lot ! dengan membayar 1 motor Rp 22.000 kita bisa menyaksikan keindahan Pantai Tanah Lot yang kebetulan sedang ada upacara. Setelah bersantai disana kita memutuskan untuk pulang dan mampir di toko JOGER JELEK. Toko kata-kata yang sangat terkenal itu.
di Tanah Lot

Setelah dari JOGER JELEK kita juga mengunjungi toko oleh-oleh KRISNA yang tak jauh dari toko JOGER. Di KRISNA cukup murah dengan kelengkapan barang yang khas Bali. Di KRISNA juga kita banyak membeli baju barong untuk oleh-oleh khas Bali dan juga Pia dari Bali. Malam terakhir di Bali kita mengunjungi Monumen Peringatan Bom Bali dan menghabis malam di Legian 
Bersama Ical dan Andri

Tanggal 11 ane mengakhiri petualang backpacker ane gan di Bali dan berpisah dengan kawan-kawan baru dari Makassar itu. Walaupun sebentar tapi cukup mengesankan. Someday I’ll be back to see you again Bali !

Jumat, 04 Januari 2013

Amazing Trip !


Waktu itu bulan juli 2012 sedang ada liburan semester di kampus saya. Pada saat itu saya menunda balik ke Indonesia karena liburan 2 bulan yang menurut saya lumayan banyak jadi saya tetap tinggal di kampus selama sebulan. Saya sempat menjadi sukarelawan di acara Sukan Staff se-Malaysia (setara PON kalo di Indonesia) dengan gaji yang lumayan besar per hari mendapatkan RM 30 dengan total kerja 11 hari jadi saya mendapatkan RM 330 (lumayan kan) hehe ..
Kebetulan pada saat anak-anak Indonesia pada balik ke Indonesia ternyata kampus ini banyak disambangi oleh pelajar-pelajar Indonesia (UNPAD, UNIKOM, UNHAS dan SMANSA Padang). Pelajar-pelajar UNPAD dan UNIKOM menjalani magang selama sebulan dan pelajar-pelajar UNHAS melakukan tugas KKN, dan pelajar-pelajar SMANSA Padang mengikuti study tour 3 negara.
Saya menemani pelajar-pelajar UNPAD dan UNIKOM selama berada di kampus ini mereka berjumlah 11 orang yaitu Ryan Ahmed Maulana (Memet), Rega Wijaya (Ega), Delya Yuhana (Delima), Magdalena Lestari (Riri), Husnul Fauzi (Oji), Niki Nugraha Achmad (Niki), Rahmi Masfi (Cemimiw), Difka Yulianti Chaniago (Uni Difka), Ira Karmina (Ira), Fadli Fahmi Panjaitan (Abang), dan Iping.
Selama di Malaysia mereka mengunjungi Pulau Penang dan Pulau Langkawi. Di pulau Penang kita mengunjungi pantai Batu Feringgi untuk melihat sunset dan juga kita mengunjungi kawasan Gurney untuk hang out menghabiskan malam di Penang. Di Langkawi kita ada seminar tentang koperasi tapi disela-sela acara kita banyak mengujungi tempat wisata contohnya Pantai Cenang yang indah sekali, Crystal Yacht, Makam Mahsuri, Padang Besar Terbakar, Dataran Helang, Pekan Kuah.Selama di Malaysia kita juga melaksanakan puasa Ramadhan di negeri orang dan jauh dari orang tua masing-masing.
Crystal Yacht
Setelah puas mengujungi Malaysia maka kita bersiap menuju Thailand destinasi berikutnya. Kita mengujungi daerah Danok dan juga Hatyai. Di Hatyai kita muter-muter kota itu sampe puyeng sendiri dan tak lupa pula membeli buah tangan khas Thailand yang banyak tersedia di sepanjang jalan di kota itu dan juga berfoto tentunya hehee
Hat Yai
Di akhir bulan juli kita bersiap pulang ke Indonesia tapi terbesit pikiran untuk singgah ke Singapura (nanggung soalnya). Dari UUM kita naik bus ke terminal Pudu Raya dan naik MRT ke terminal Bandar Tasik Selatan (BTS) untuk melanjutkannya ke Singapura. Lama perjalanan UUM-Pudu Raya sekitar 5-6 jam BTS-Singapura 4-5 jam. Setelah selesai mengurus di border Malaysia-Singapura yang cukup lama akhir kita sampai di Singapura !
Selama di Singapura kita menginap di ABC hostel yang sudah terkenal dengan backpacker hostel-nya karena terbilang paling murah di Singapura harganya 20 dollar Singapura terletak di lavender street. Banyak destinasi yang kita kunjungi contohnya China Town, Merlion Park, Harbour Front, Orchad Road, Pulau Sentosa, Songs of the Sea, Universal Studio, Pantai Siloso, Bugis Street.
Songs of the Sea
Universal studio
Orchad Road dengan memakai Jersey :D


Saya salut dengan transportasi di Singapura yang semuanya sudah terhubung dengan MRT dan juga penunjuk jalan yang membuat para backpacker merasa sangat terbantu sekali selama berada disana.
untuk lebih banyak foto bisa klik DISINI .
setelah puas mengunjungi Singapura beberapa hari akhirnya kita balik ke Indonesia dengan menggunakan pesawat berbeda karena Difka, Ira, dan Iping harus mengejar deadline skriksi nya masing-masing.